teduhan rindu

...menumpang teduh, melepas rindu...

Sunday, October 31, 2010

Sang Murabbi...mencari spirit yang hilang

Selayaknya bagi jiwa-jiwa yang menajamkan dirinya di jalan ini,

Menjadikan dakwah sebagai lagu utama,

Dialah fasi,

Dialah misi,

Dialah obsesi,

Dialah yang mengelayuti di setiap desah nafas,

Dialah yang akan mengantarkan jiwa-jiwa ini kepada ridho dan maghfirah Tuhannya kelak.

Dipetik daripada pembukaan lagu Sang Murabbi oleh Izzatul Islam.


 

Filem ini, sekali lagi menjadi perhatian penulis untuk mengulas sedikit, kerana jalan ceritanya yang digarap daripada kisah hidup Allahyarham KH Rahmat Abdullah amat sarat dengan pengajaran. Di sini, penulis ingin berkongsi sedikit perkara-perkara yang boleh diambil sebagai pengajaran daripada filem ini.

Antaranya, saat beliau menerima tawaran untuk melanjutkan pelajaran ke Mesir. Beliau terpaksa menolak tawaran untuk ke Mesir, atas beberapa masalah. Namun, medan dakwah itu luas, dan berdakwah lah kita walau di mana kita berada, begitulah pesan Ustadz beliau...

Kemudian, ketika beliau menasihati adiknya... "Ini, kandang ayam buat mu, jangan ayam saja kamu kandangi, kandang jua nafsumu...", pesan Ustadz Rahmat kepada adiknya yang berlaga ayam.Beliau juga pesan kepada adikknya,

    2 perkara perlu kita ingat: Kebaikan orang lain terhadap kita, dan keburukan kita terhadap orang lain.

    2 perkara perlu kita lupa: Keburukan orang lain terhadap kita, kebaikan kita terhadap orang lain.

Begitu, antara pesanan yang boleh kita ambil sebagai pengajaran. Sebenarnya banyak lagi, tetapi terlalu banyak. Penulis cadangkan, anda tonton sendiri, lebih daripada sekali untuk menangkap isi pengajaran yang terselit di dalam cerita ini.

Penulis sebenarnya lebih tertarik pada monolog-monolog pencerita yang terdapat diantara plot cerita yang dihidangkan. Beberapa monolog sempat penulis salin semula, kerana bila dibaca, rasanya penghayatan lebih menusuk berbanding mendengar daripada filem.


 

"Allah memberikan ganjaran yang sebesar-besarnya dan darjat yang setinggi-tingginya bagi mereka yang sabar dan lulus dalam ujian kehidupan di jalan dakwah. Jika ujian, cubaan yang diberikan oleh Allah hanya yang mudah-mudah saja, tentu kita tidak akan memperoleh ganjaran yang hebat. Disitulah letak hikmahnya, yakni bagi seorang daie harus sungguh-sunguh dan sabar dalam meniti jalan dakwah ini. Perjuangan ini tidak bisa dijalani dengan ketidak sungguhan, azam yang lemah,dan pengorbanan yang sedikit..."


 


 

"Sungguh kemanusiaan terkapar, siapa yang mengaku bertanggungjawab. Bila semua pihak menghindar, biarlah saya menanggungnya, semua atau sebahagiannya. Saya harus mengambil alih tanggungjawab ini, dengan kesedihan yang sungguh seperti saya menangisinya saat pertama kali menginjakkan kaki di mata air peradaban moderan ini."


 


 

" Di antara sekian jenis kemiskinan, yang paling memprihatinkan adalah kemiskinan azam dan tekad. Bukan kemiskinan harta. Kemiskinan azam akan membawa kepada kebankruptan dari segi harta. Azam dan kemahuan yang kuat kelak akan membuat kita berilmu dan kaya. Tidak mungkin seseorang bisa keluar dari kejahilan dan memperoleh darjat yang tinggi di sisi Allah tanpa tekad, kemahuan dan kerja keras."


 

Setakat ini, penulis tidak berpeluang untuk menulis semuanya. Hanya sedikit, buat perkongsian kita. Juga sebagai pandangan kasar pengajaran yang boleh di ceduk daripada filem berkualiti ini. Maaf ya, tapi saranan saya sebagai insan yang baru terjun ke medan dakwah ini, buat sesiapa yang ingin berdakwah, telah berada di jalan dakwah atau mahu mengenali dunia dakwah, perlu menonton filem ini dengan penuh penghayatan. Mudah-mudahan Allah menguatkan semangat kita untuk terus berada di jalan-Nya, berdakwah. Insya Allah. Islam pasti bangkit!

Moga kita diredhai Allah.

Saturday, October 30, 2010

Sang Murabbi- Filem Mesti Tonton!

Alhamdulillah...diberi sedikit masa lapang untuk menonton filem Sang Murabbi, yang berkisarkan perjuangan seorang pendidik di bumi Indonesia. Bagi yang belum pernah menonton filem ini, sinopsisnya lebih kurang begini. Penulis ambil dari internet juga, kerana khuatir synopsis yang tidak tepat.

Sinopsis:

Film ini berkisah tentang perjalanan dakwah Ustadz Rahmat Abdullah. Berawal dari persepsi positif Ustadz Rahmat muda tentang profesi guru, yang merupakan rekfleksi cita-citanya saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Setiap kali ditanya orang, apa cita-citanya, ia akan menjawab dengan mantap: menjadi guru!

Persepsi itu kemudian menjadi elan vital yang menggerakkan seluruh energi hidup Ustadz Rahmat, ketika ia menimba ilmu di pesantren Asy Syafiiyah di bawah asuhan KH Abdullah Syafii. Bakat besar dan pemikirannya yang brilian, menjadikan Ustadz Rahmat dikagumi oleh setiap orang, terutama gurunya, KH Abdullah Syafii, yang menjadikan Ustad Rahmat muda sebagai murid kesayangannya.

Ustadz Rahmat muda mulai merintis kariernya sebagai guru selulus dari Asy Syafiiyah. Selain di almamaternya, ia juga mengajar di sekolah dasar Islam lainnya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Perjalanan karier yang dipilihnya itu kemudian mempertemukannya dengan guru keduanya, Ustadz Bakir Said Abduh yang mengelola Rumah Pendidikan Islam (RPI). Melalui ustadz lulusan pergururan tinggi di Mesir itu, Ustadz Rahmat banyak membaca buku-buku karya ulama Ikhwanul Muslimin, salah satunya adalah buku Da'watuna (Hasan Al-Bana) yang kemudian ia terjemahankan menjadi Dakwah Kami Kemarin dan Hari Ini (Pustaka Amanah).

Situasi ini, membuat potensi bakat Ustadz Rahmat Abdullah melejit dengan banyaknya referensi bacaan yang ia konsumsi, mulai dari kitab Arab klasik yang sudah sulit dicari, sampai buku-buku sastra dan budaya. Ia pun dikenal sebagai dai yang lengkap, karena tidak cuma menguasai ilmu-ilmu Islam yang "standard" tetapi juga persoalan-persoalan kontemporer.

Potret paripurna kedaian Ustadz Rahmat terlihat ketika ia membina para pemuda di lingkungan rumahnya di kawasan Kuningan. Ustadz Rahmat menggunakan pendekatan yang masih sangat langka di kalangan dai, yaitu dengan grup teater yang didirikannya. Para pemuda itu diasuhnya dalam organisasi bernama Pemuda Raudhatul Falah (PARAF) yang menghidupkan masjid Raudhatul Falah di bilangan Kuningan dengan kegiatan-kegiatan keislaman.

Pementasan grup teater binaan Ustadz Rahmat muda itu mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Salah satunya adalah pementasan berjudul Perang Yarmuk. Pada pementasan inilah, Ustadz Rahmat dan para pemuda PARAF harus berhadapan dengan aparat yang mencoba membubarkan pementasan.

Akibat pementasan itu, Ustadz Rahmat dikenai wajib lapor. Tapi, hingga hari ini, Ustadz Rahmat tidak pernah mau meladeni aturan yang menindas kebebasan itu.

"Saya tidak akan pernah datang ke kantor kalian," kata Ustadz Rahmat kepada Suryo, seorang aparat yang bertugas menyatroninya. "Kalau ibu saya yang memanggil, baru saya mau datang."

Keteguhan pada prinsip dan ketegasan sikapnya itulah yang membuat Suryo ngeper. Hingga bertahun kemudian keteguhan dan ketegasan itu tetap terpelihara dengan baik, meski Almarhum harus terlibat dalam wasilah (sarana) dakwah bernama partai. Ia tetap dikenal sebagai guru ngaji, inspirator kaum muda yang progresif dan berpikiran jauh ke depan. Undangan daurah satu ke daurah yang lain tetap disambanginya. Tak ada yang berubah, termasuk ciri khas yang menjadi warisan dari kedua orang tuanya yang mulia: kesederhanaan.

Ustadz Rahmat memang berada di jenjang tertinggi partai, serta terpilih pula sebagai wakil rakyat di DPR pusat. Namun, ia kerap dipergoki sedang menyetop bus kota untuk mendatangi sebuah undangan. Ia kerap terlihat jalan kaki untuk jarak yang cukup jauh. Tak ada yang berubah, karena ia sadar betul bahwa langkah itulah yang dimulainya dulu sebagai permulaan di jalan dakwah.

Hingga akhirnya, di sebuah hari yang sibuk dan berat, Ustadz Rahmat merasakah tanda-tanda kesehatannya terganggu. Namun, rasa tanggung jawabnya yang besar terhadap amanah dakwah, membuat ia tak begitu mempedulikan tanda-tanda itu.

Ia masih terlibat dalam sebuah syuro penting. Lalu, saat adzan berkumandang dan ia beranjak untuk memenuhi panggilan suci itu, ia berjalan ke tempat wudhu. Saat berwudhu, tanda-tanda itu makin kuat, menelikung pembuluh darah di bagian lehernya. Ia coba untuk menyempurnakan wudhunya, tapi rasa sakit yang merejam-rejam kepalanya membuatnya limbung.

Disaksikan oleh Ustadz Mahfudzi, salah seorang muridnya, Ustadz Rahmat nyaris terjatuh. Ustadz Mahfudzi cepat memapahnya, lalu mencoba menyelamatkan situasi. Tetapi Allah lebih sayang kepada Ustadz Rahmat Abdullah. Innalillahi wa innailaihi raaji'uun...Syaikhut Tarbiyah itu meninggalkan kita dengan senyum yang amat tulus...hujan air mata dari seluruh pelosok tempat mengiringi kepulangan beliau.


 

Begitulah ceritanya...hehe(macam aku lak yang tulis.).

Apa yang penulis mahu kongsikan, penulis amat tertarik dengan perwatakan ustadz Rahmat Abdullah sewaktu muda. Beliau megenakan jaket jeans, bertopi, dan menunggang motosikal seperti seorang 'mat motor', tetapi ilmunya banyak, kata-katanya berhikmah, malah disegani oleh teman-teman yang 'nakal'. Ini dilihat dalam babak beliau mengajak teman-teman yang sedang sembunyi-sembunyi minum arak ke majlis ilmu dengan hikmah.

Antara babak lain yang penulis tersentuh, ketika beliau berada di rumah, dan seorang pelanggan kepada saudara lelaki beliau(saudaranya itu berniaga di rumah) mengatakan bahawa nabi pernah tidak tepat dalam membuat janji. Beliau yang terdengar penyataan itu, langsung terus bangkit dan campur tangan. Betapa beliau menyanjungi para nabi dan rasul terdahulu, itulah umat yang kita harapkan, begitu sensitive terhadap penghinaan nabi, walau sedikit.

Satu lagi babak, ketika seorang polis(mata-mata) datang menghantar surat tanpa adab, beliau berjaya 'menundukkan ' polis tersebut yang ternyata sebelum ini membenci dan mempunyai persepsi negative terhadap beliau.

Secara keseluruhan, penulis dapat lihat apa yang ditonjolkan dalam filem tersebut, jalan dakwah itu penuh duri, dan tiada rehat. Benar. Dan kita perlu istiqamah selalu. Moga thabat dan tabah!

Sebenarnya, banyak yang boleh kita kongsikan, kerana banyak kata-kata hikmah yang boleh membawa kita untuk berfikir sejenak dalam filem tersebut. Lain kali, kita kongsikan lagi ya! Insya Allah, mudah-mudahan...

Moga kita diredhai Allah...

Friday, October 22, 2010

Ragam Manusia - Ego

Ego. Suatu sifat manusia itu sendiri. Namun, perkara ini berbeza mengikut individu masing-masing. Ada yang bijak mengawal dan memanipulasi ego dalam diri, malah ada juga yang diperkudakan oleh ego sendiri.

    Realitinya, penulis berpendapat manusia yang cetek pemikiran, juga tidak bersikap atau berpandangan terbuka, punya ego yang lebih tinggi. Manusia ini merasakan mereka adalah mereka,sukar menerima perubahan dan sebarang teguran akan diterima secara defensif atau mungkin ditolak bulat-bulat. Kita semua punya ego tersendiri. Malah, catatan ini ditulis juga kerana ego penulis (Wah, angkuh bunyinya ya.).

    Dalam hidup ini, penulis banyak melihat tingkah laku yang disebabkan oleh ego, rata-ratanya lebih ditonjolkan lelaki. Pantang dicabar, pantang ditegur dan segala berkaitan kelelakian adalah ego lelaki. Jika anda tidak percaya, mungkin anda boleh melakukan sedikit eksperimen, caranya;

  1. Pilih seorang teman sama ada lelaki atau perempuan (lebih baik lelaki).
  2. Duduk dalam situasi yang selesa. Cth: minum di kafe@ menonton filem.
  3. Ajak teman anda berbincang tentang sesuatu pendapat.
  4. Anda perlu utarakan pendapat yang bertentangan,
  5. Atau beri nasihat tentang sesuatu yang teman anda rasakan dia sudah tahu, cth: Nasihat tentang aspek pengurusan kewangan sedangkan beliau adalah penasihat kewangan, sebagai contoh.
  6. Anda perlu bersikap provokatif, kerana mindanya akan kurang rasional ketika marah.
  7. Perhatikan reaksi teman anda.
  8. Eksperimen tamat. Renungkan hasilnya untuk muhasabah diri.
Ramalan Analisis :

  1. Ego yang tinggi.
  • Subjek(teman anda) mungkin akan berasa tersinggung, dan bertindak secara defensif. Jika anda mengutarakan pendapat yang berbeza, pendapat anda akan ditolak sepenuhnya. Jika anda memberi nasihat, ia juga ditolak, atau respons yang defensive, atau jawapannya berbunyi begini' " Ah, aku tahulah." atau " Habis, selama ini aku tak macam tu ke?"

     
  1. Ego yang rendah.
  • Subjek mungkin menunjukkan sedikit penolakan, tetapi terdapat juga respons seperti mahu menerima. Subjek mungkin mengambil jalan mengalah, atau mengiyakan nasihat anda. Pendapat yang berbeza juga akan diberi peluang untuk dinilai atau mungkin terdapat rundingan tentang pendapat tersebut.
Perhatian: Eksperimen ini bergantung pada individu, kerana manusia itu ciptaan Tuhan Maha Bijaksana. Mungkin berkesan kepada manusia yang bersikap stereotaip.

Sejauh mana ego anda?

Ego merupakan sifat dalaman manusia. Setakat yang penulis maklum, tiada parameter tertentu yang boleh memberi penilaian tentang ego. Tetapi, sebagai manusia biasa, kita boleh melihat secara luar biasa jika kita luangkan sedikit masa untuk memahami manusia. Memahami manusia sedikit sebanyak membolehkan kita lebih mengenal diri sendiri. Kebolehan mengenal diri sendiri amat penting sebagai salah satu aspek membina kejayaan. Apabila kita boleh melihat pantulan cermin diri kita, sebarang kelemahan boleh dilihat dengan jelas, dan kita berupaya membetulkannya atau berusaha menerimanya.

Mudah-mudahan kita diredhai-Nya dan dihindari dosa. Ampunkanlah dosa-dosa kami, Ya Rabb.

Ragam Manusia - Permulaan.

Hidup ini singkat. Itu kata sesetengah orang. Betul, tidak dinafikan, dan seorang kawan pernah berkata,
    " Dunia ini memerlukan bermacam jenis manusia untuk menjadikannya bulat ".
Itu kata-kata yang sering diungkapkan, katanya dipetik daripada sebuah komik Jepun. Jadi, hidup ini singkat, dan dunia ini dihuni oleh bermacam jenis manusia. Sejak membaca beberapa jenis buku tentang motivasi dan kekayaan, penulis menjadi agak bersemangat dan perasaan berkobar-kobar, untuk mengubah persepsi teman-teman terhadap dunia. Biasalah, darah muda kata orang. Dengan harapan supaya kami mempunyai cara berfikir yang sama, penulis selalu mengajak teman-teman yang dirasakan berpotensi untuk berkongsi pemikiran dan sudut pandangan yang sama. Malangnya, masih ramai tidak dapat menerima, atau mungkin cara pendekatan yang terlalu menekan. Sehinggalah...

Suatu hari, penulis berbincang bersama seorang teman yang amat berpotensi. Beliau punya ingatan yang kuat,punya pengetahuan am yang tidak kurang hebatnya, otaknya cepat menangkap sesuatu isi, malah punya ciri-ciri seorang genius. He is gifted. Itu ayat orang putihnya. Aduh, kalau dilatih untuk meningkatkan kredibilitinya, betapa beruntungnya kerana beliau punya asas pembangunan diri yang kukuh. Penulis selalu menguji, terkadang meminta pendapat dengan harapan merangsang minda beliau serta menimba sedikit sebanyak ilmu beliau. Tetapi, kami punya pandangan yang berbeza tentang kehidupan, dan beliau menang tentang perkara tersebut. Beliau adalah orang yang menyatakan dialog di atas. Terima kasih saudaraku!
Mengapa berterima kasih???

    Kerana baru penulis tersedar, kita tidak boleh memaksa orang lain menjadi seperti apa yang kita mahu. Rasionalnya, setiap manusia punya tugas dan tanggungjawab sendiri. Ada yang selesa bekerja sendiri, ada yang selesa bekerja makan gaji. Biarlah, ikutlah apa yang kamu suka, dan kamu juga menguntungkan pada hakikatnya.

Manusia...

Ragamnya beraneka rupa,

Ada serupa tapi tak sama.

    Ini adalah permulaan. Selepas ini, kita akan berbicara sedikit tentang kerenah manusia. Moga kita diredhai-Nya.

Wednesday, October 20, 2010

Maha Melihat- Opick ft Amanda

Penyanyi: Opick
Tajuk Lirik Lagu: Maha Melihat (Feat. Amanda)

Seiring waktu berlalu tangis tawa di nafasku
Hitam putih di hidupku jalani takdirku
Tiada satu tersembunyi, tiada satu yang terlupa
Segala apa yang terjadi Engkaulah saksinya

Kau yang Maha Mendengar
Kau yang Maha Melihat
Kau yang Maha Pemaaf
PadaMu hati bertaubat
Kau yang Maha Pengasih
Kau yang Maha Penyayang
Kau yang Maha Pelindung
PadaMu semua bergantung

Yang dicinta kan pergi
Yang didamba kan hilang
Hidup kan terus berjalan
Meski penuh dengan tangisan

Andai bisa ku mengulang waktu hilang dan terbuang
Andai bisa ku kembali hapus semua pedih
Andai mungkin aku bisa, kembali ulang segalanya
Tapi hidup takkan bisa meski dengan air mata

Komen : Lagu ini memang bagus! Bait-baitnya cukup indah dan memikat! Selamat berhibur dan bermuhasabah! Semoga Allah merahmati kita.


 

Tuesday, October 19, 2010

Pembaca mungkin hanya membaca, tetapi Penulis perlu menulis dan membaca.

Menulis.Sesuatu yang pernah ku impikan. Menjadi penulis bukanlah semudah yang disangka. Tambahan pula di zaman internet yang canggih sekarang, semua orang mahu menulis, dan rencah penulisan juga berbagai. Perubahan zaman mendorong kita untuk berubah. Dahulu, bidang penulisan merupakan medan bagi para cendekiawan melontar idea-idea serta mengetengahkan perjuangan mereka. Dengan bersenjatakan pena, tarian tinta mereka begitu ampuh untuk menentang lawan.
    Itu cerita dulu...Kini,cukup berbeza. Rencah tulisan menjadi pelbagai, dengan sokongan media elektronik, semua orang bisa menulis buah fikiran masing-masing. Ada yang menyentuh isu hiburan, kekeluargaan, sukan, politik, keagamaan, akademik, malah terdapat juga yang menjaja cerita orang lain atau secara ringkasnya; gosip. Penulisan zaman ini, begitu rancak jika diintai ke dalam dunia penulisan blog. Begitu ramai menjadi penulis blog seterusnya melahirkan bermacam ragam penulisan, dihiasi lenggok bahasa yang berbagai. Masing-masing punya peminat tersendiri. Masakan tidak, ramai juga yang buat duit dengan hanya menulis blog. Selalunya, bayaran diperolehi kerana iklan yang ditampilkan di blog, berdasarkan jumlah pengunjung yang berkunjung ke laman tersebut. Inilah buktinya, blog tersebut punya peminat tersendiri.
    Masih diingat sewaktu zaman persekolahan dahulu, Nisah Haron, seorang penulis yang hebat, pernah bertanya kepada kami semasa beliau memberi ceramah berkenaan penulisan. Beliau menduga kami, " Apa yang kamu perlu buat sebelum menulis?"
Jawapannya cukup mudah, namun seorang pun tidak dapat menjawab.
    Sambungnya lagi, selepas kami terpinga-pinga kerana kebuntuan, " Apa yang kamu perlu buat sebelum menulis, pertama;membaca, kedua; membaca, dan ketiga; membaca."
Ya, membaca sangat penting, bertujuan menambah pengetahuan kita, meningkatkan kreativiti seseorang penulis untuk menyulam butir kata menjadi rampaian yang enak dinikmati kerana bahasa yang diolah.
    Sebagai seorang yang beragama, kita perlu merujuk kepada agama, ternyata dan telah diketahui umum bahawa wahyu Rasulullah S.A.W. yang pertama juga menyuruh kita untuk membaca. Subhanallah... begitulah jika dikaitkan dengan Al-Quran, kitab panduan kita juga sebagai manual bagi mesin tercanggih, iaitu manusia.
    Menyentuh kaitan tentang pembacaan dan penulisan, sememangnya dua elemen ini sangat penting dan pastinya berkait rapat. Apa yang dibaca oleh seseorang penulis akan turut mempengaruhi penulisannya.
Mengapa?
    Secara logiknya, apa yang ditulis adalah penterjemahan daripada otak, luahan hati dan faktanya berpandukan pengetahuan yang selalunya bermodalkan pembacaan. Begitulah sepatutnya...
Catatan kali ini cuma sedikit bingkisan dari sebuah kehidupan. Sekadar berkongsi. Juga latihan kepada penulis untuk menulis. Moga kita dirahmati Tuhan.

Monday, October 11, 2010

Gila. Persepsi, memori dan terapi.

Gila. Betul-betul gila! Aku semakin gila sejak akhir-akhir ini. Gilakan seseorang, gila nak jadi kaya, gila pada minat yang pernah mekar di hati; minat menulis, dan aku semakin gila membaca sesuatu yang mustahil akan keluar dalam kertas peperiksaan(buku-buku tentang kekayaan dan bisnes, jarang kenalan sebaya berkongsi minat ini bersamaku). Kegilaan ini kadang-kala(rasanya selalu) buat hidupku tak terurus.


          Bila difikirkan tentang kegilaan ini, aku teringat syarahan yang disampaikan oleh Pak Ngah aku semasa Hari Raya yang lepas. Pak Ngah aku memang suka menyampaikan nasihat dalam bentuk syarahan ,selalunya selama sejam atau lebih, terutama kepada sanak saudara. Kata Pak Ngah ketika mengakhiri syarahan, itu hobi barunya.


          Berbalik pada kisah gila, aku tertarik pada salah satu isi syarahan spontannya, tentang kejayaan beliau. Beliau seorang yang amat gigih berusaha, dan perkara ini dapat aku saksikan sendiri disokong pula oleh cerita-cerita daripada arwah nenek.


                                     “...Aku ni gila. Dulu aku nak kahwin dengan Mak Ngah kau ni, tapi orang semua cakap aku gila. Mak Ngah kau anak orang kaya,aku orang susah. Tapi aku ni gila, aku tak kisah. Aku pergi jumpa ayah dia. Nah, aku dapat kahwin dengan anak orang kaya. Kau tak gila, tak dapat lah...”

Lebih kurang begitulah kata-kata Pak Ngah...
            Kemudian, Pak Ngah terus mengulas dengan beberapa contoh pengalaman hidupnya. Betapa keinginannya menyuburkan kegilaannya. Pada hemahku, beliau mungkin mahu sanak saudara mencontohi kegigihan dan keazaman beliau. Namun, menafsirkan keazamannya yang tinggi dengan kegilaan berbunyi agak ekstrem. Secara peribadi, aku sukakannya. Menaikkan adrenalin.
Demikian sedikit cerita tentang gila. Setiap kali aku rasa seperti tergila-gilakan sesuatu, atau tertekan sampai rasa nak gila(sebenarnya tidak teruk sangat), aku akan teringat kata-kata Pak Ngah,


                  “ Aku ni gila...”


                                                                              ***


Gila. Jiwa kacau.
                          Ubatnya, Tuhan.
Tuhan.
Jika kita mengingati-Nya, hati akan tenang.
Maha Suci Allah. Segala Puji Bagi Allah. Tiada Tuhan Selain Allah. Allah Maha Besar.

                        “Aku rasa nak gila. Aku rasa aku ni gila.”


Kenapa?


                         “ Aku tak tahu kenapa.”


Nampaknya kau perlu terapi hati. Jika kita mengingati-Nya, hati akan tenang. Moga kita dirahmati-Nya.

Sunday, October 10, 2010

Bebaskan Palestin, boikot Yahudi laknatullah!!!



“ Bagi aku, boikot ni sesuatu yang tak adil.” 
          Kata seorang kawan semasa kami berbual-bual tentang boikot dan pendirian masing-masing tentang isu ini. Bila bercerita tentang boikot, penulis teringat, perkara pertama yang diboikot suatu masa dahulu adalah kafe semasa di sekolah.  Pelajar senior merancang dan meminta kami memboikot kafe tersebut sebagai tindakan  untuk memberi pengajaran kepada pihak kafe yang tidak mengambil berat soal kebersihan, padahal dalam sektor penyediaan makanan , kebersihan adalah antara prioriti utama. Hasil daripada tindakan kami, iaitu semua pelajar memboikot kafe tersebut selama satu hari, berjaya membuka mata pihak kafe tersebut untuk lebih menjaga soal kebersihan. Walaubagaimanapun, pihak yang merancang boikot tersebut, iaitu sekumpulan pelajar senior telah diberi amaran oleh pihak pengurusan sekolah selepas peristiwa itu. Begitulah ceritanya berakhir...
Apa motif cerita ni?
Daripada pengalaman memboikot ini, secara umumnya penulis berpendapat, teknik memboikot ini merupakan antara langkah yang efektif bagi memberi pengajaran kepada sesebuah organisasi. Tetapi, untuk merealisasikan tujuan boikot tersebut, beberapa factor perlu diambil kira;
  •  Sokongan daripada semua lapisan individu.
  •  Jangka masa boikot.
  •  Kesan yang dijangkakan daripada pemboikotan tersebut.
         Dalam konteks catatan yang dibincangkan ini, berkaitan memboikot produk Yahudi laknatullah, masyarakat kita diseru supaya memboikot secara terpilih produk Yahudi laknatullah dan mereka yang bersekongkol memerangi Islam.  Tujuan saranan untuk memboikot secara terpilih produk Yahudi laknatullah dan mereka yang bersekongkol memerangi Islam adalah untuk melumpuhkan ekonomi mereka, walau kita sedia maklum, Yahudi dan kroni-kroninya merupakan antara kuasa besar yang menguasai ekonomi dunia. Tetapi, kita perlu ingat bahawa Allah melihat pada USAHA kita, bukan hasilnya. Yang penting kita berusaha, seperti kata seorang aktivis, setitis air tidak dapat memberi kesan kepada air laut, tetapi tanpa setitis air, air laut tidak akan wujud. Betapa di sini ingin ditekankan bahawa peranan setiap individu. Ya, peranan masyarakat kita bermula dengan setiap individu yang bertanggungjawab dan peka dengan permasalahan ummah!
          Berbalik semula tentang langkah boikot yang telah disarankan, tindakan ini, pada awalnya mendapat sambutan yang amat memberansangkan, apabila banyak risalah-risalah disebarkan bagi tujuan penyampaian maklumat. Setiap kenderaan di jalanan menampal pelekat memboikot barangan Yahudi dan sekutunya. Malang sekali, semakin lama, masyarakat seakan-akan tidak merasa apa-apa. Ramai yang tidak dapat memberi komitmen sepenuhnya untuk terus memboikot barangan tersebut. Mereka tidak sanggup untuk terus memboikot dan memberi alasan. Kesannya, industri Yahudi dan sekutunya tidak terjejas, malahan mendapat publisiti percuma.
         Saat catatan ini ditulis, masyarakat kita masih hanyut, dan tak mampu untuk memboikot barangan Yahudi laknatullah dan sekutunya. Adakah kita masih lemah? Masing-masing punya jawapan sendiri.
Menyentuh isu boikot, tindakan ini pasti akan berjaya, sekiranya setiap individu Muslim khususnya, memainkan peranan, teguh dalam prinsip; memboikot barangan Yahudi laknatullah dan sekutunya selagi terdaya, sanggup berkorban sedikit jika tiada alternatif lain, dan sanggup memboikot sehingga memberi kesan, bukan sekadar bermusim.

          Justeru, marilah kita sama-sama bangkit, memboikot selagi termampu, berhenti mencari dan memberi alasan, teguh dalam berprinsip!

Ayuh saudara-saudaraku!
Bangkitlah!
Bangkitlah!
Bangkitlah!

iklan penaja






“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi ini.”
(QS al-Baqarah: 168)


        HPA...
                       " Syarikat ini telah diasaskan oleh Tuan Haji Ismail bin Haji Ahmad yang berasal dari Kg. Mata Ayer, Perlis pada bulan September 1987 secara kecil-kecilan yang ketika itu dikenali dengan nama Perubatan Tradisional Al Wahida. Selepas 8 tahun beroperasi, berbekal warisan peninggalan nenek moyang, HPA Industries Sdn. Bhd. pun ditubuhkan pada 15 hb Julai 1995. HPA merujuk kepada Herba Penawar Al-Wahida."


dipetik daripada laman web rasmi HPA, http://www.hpa.com.my/


               Ini adalah sedikit pengenalan bagi syarikat ini. Tapi, kenapa berjihad bersama HPA? Kerana ini adalah syarikat bumiputera yang menjadi alternatif kepada produk yang kita MESTI BOIKOT. huh?! boikot pula? Ya. HPA menawarkan lebih daripada 300 produk dengan harapan masyarakat kita punya alternatif lain selepas Coca-Cola dan Mc Donald di boikot. Selain Coca-Cola dan Mc Donald, banyak lagi yang disarankan oleh NGO-NGO yang mengambil berat. Anda boleh lihat di sini.


oh, cerita tentang boikot rupanya....ni nak suruh boikot apa pula? KENAPA nak boikot??? baiklah, cerita pasal boikot, nanti kita cerita lagi.
                                              





                               PRODUK HALAL TANGGUNGJAWAB BERSAMA


 ceritera HPA selanjutnya...